ROMANCE OF THE THREE KINGDOMS by Ivan Halim

ROMANCE OF THE THREE KINGDOMS by Ivan Halim

Kaisar Ling, yang memercayakan pemerintahan kepada para kasimnya, membuat keadaan negara semakin memburuk. Pada masamasa ini, timbul pemberontakan di mana-mana. Setiap penguasa setempat berlomba-lomba merebut kekuasaan, mulai dari He Jin, Dong Zhuo sampai dengan Cao Cao. Ketidakmampuan kerajaan dalam mengatur negara tidak membuat Liu Bei berkecil hati. Bersama kedua saudaranya, Guan Yuan dan Zhang Fei, dia bertekad mengembalikan masa-masa kejayaan Kerajaan Han.

Pengambilan Sumpah di Taman Persik
Pada masa pemerintahan Kaisar Ling1, ada tiga saudara bermarga Zhang (Zhang Jiao, Zhang Liang, dan Zhang Bao) yang mendirikan Partai Selendang Kuning2. Mereka berhasil menggalang simpatisan. Seiring berjalannya waktu, pada 184, partai ini mengibarkan bendera perlawanan kepada kerajaan. Untuk membasmi pemberontak ini, Kerajan mengundang para sukarelawan, di antaranya Liu Bei, Guan Yu, dan Zhang Fei. Merasa memiliki hasrat yang sama. Mereka sepakat mengambil sumpah menjadi saudara. Pengambilan sumpah dilakukan di taman persik yang letaknya di belakang halaman rumah Zhang Fei. “Aku Liu Bei‚ Guan Yu, dan Zhang Fei, hari ini bersumpah untuk mengikat tali persaudaraan. Sekalipun tidak lahir pada tahun, bulan, tanggal yang sama, kami berharap bisa mati pada tahun, bulan, dan tanggal yang sama.” Sesudah mengucapkan sumpah, mereka minum arak dari mangkuk yang sama yang sebelumnya telah diteteskan darah masingmasing. Dalam pengikatan tali persaudaraan ini, Liu Bei menjadi kakak tertua, Guan Yu urutan nomor dua, dan Zhang Fei yang termuda. Selanjutnya mereka bertiga lebih dikenal dengan sebutan Liu Guan Zhang bersaudara.

Intrik Istana
Ketika dinobatkan sebagai permaisuri, Permaisuri He meng angkat He Jin dan He Miao untuk menempati posisi penting dalam kerajaan. Karena sudah tidak bisa menoleransi Selir Wang, selir kesayangan Kaisar Ling, Permaisuri He meracuninya. Tindakan ini membuat kaisar marah dan ingin mencopot kedudukannya sebagai permaisuri. Namun, atas pembelaan Kasim Jian Shuo, kaisar membatalkan rencananya. Pada 189, Kaisar Ling mangkat tanpa menunjuk ahli waris. Itu membuat Kasim Jian Shuo, bersama antek-anteknya, berencana menjadikan Pangeran Liu Xie3 sebagai pewaris takhta. Namun, He Jin mendahuluinya dengan mengangkat Pangeran Liu Bian4 sebagai kaisar. Mengingat umur kaisar masih muda, He Jin yang memegang kendali pemerintahan. Untuk memperluas kekuasaannya, He Jin memutuskan untuk menyingkirkan Jian Shuo. Dipanggillah Yuan bersaudara5 menghadap ke Luoyang6. Setelah membeberkan ren cananya, He Jin memberikan perintah, “Singkirkan manusia kebiri ini tanpa sisa.” Jian Shuo berhasil lolos dari aksi pembantaian ini dan me mohon perlindungan Ibu Suri He yang sebelumnya adalah Permaisuri He. Mengingat jasa Jian Shuo sebelumnya, Ibu Suri memanggil He Jin untuk menghadap. Karena masih menaruh hormat pada sang kakak, akhirnya He Jin membatalkan aksinya sekalipun Yuan ber saudara telah melarangnya.

He Jin Menemui Ajalnya
He Jin memerintahkan bawahannya untuk menyita semua harta milik Jian Shuo. “Tidak disangka seorang kasim bisa memiliki begitu banyak harta,” ujarnya kepada Yuan Shao. Yuan Shao menjawab, “Tuan, sebaiknya segera singkirkan Jian Shuo! Kalau tidak kelak Tuan pasti akan menyesal.” “Menyesal?” Dengan nada angkuh, He Jin membalasnya, “Apa artinya Jian Shuo? Membunuhnya ibarat seperti menginjak mati seekor semut.” Melihat tingkah He Jin yang sudah lupa diri, Yuan Shao memutuskan untuk meninggalkan istana. He Jin yang baru saja menjabat sebagaiperdana menteri dengan segala gaya hidup mewahnya semakin hari menjadi semakin lupa diri, membuatnya semakin jauh dari urusan kerajaan. Setelah menjabat sebagai kepala pengurus puri ibu suri, suatu ketika secara tidak sengaja Jian Shuo memergoki Xiao Hui, dayang kepercayaan ibu suri, sedang bermesraan dengan seorang pengawal istana. “Biadab!” Apa yang sedang kalian lakukan!” Takut dijatuhi hukuman membuat pasangan ini langsung berlutut mohon ampun. Jian Shuo berjanji tidak akan melaporkan asal mereka bersedia membantunya. Setelah mendengarkan secara rinci permintaan Jian Shuo, sekalipun awalnya masih ragu-ragu, akhirnya mereka menurutinya juga. Atas permintaan Jian Shuo, Dayang Xiao Hui menghadap He Jin untuk menyampaikan bahwa ibu suri ingin bertemu. Tanpa menaruh curiga, He Jin memasuki istana. Setibanya di puri ibu suri, He Jin terjebak dalam perangkap yang telah disiapkan sebelumnya. Melihat lawannya tak berdaya, Jian Shuo maju menghinanya, “He Jin! He Jin! Sekarang engkau bagaikan ikan dalam jala, tinggal dibakar dan disajikan.” Atas perintah Jian Shuo, He Jin mati dengan cara yang sangat mengenaskan, seolah-olah dibunuh oleh pembunuh bayaran. Ketika memperoleh kabar bahwa He Jin telah mati terbunuh, Yuan bersaudara menuntut pembalasan. Dengan pasukannya, mereka datang ke istana. Yuan Shao memerintahkan untuk membunuh setiap kasim yang ditemui. Dengan menawan kaisar dan Pangeran Liu Xie, Jian Shuo berhasil meninggalkan istana. Dalam perlariannya, muncul Dong Zhuo menghadang mereka. “Pengkhianat! Cepat serahkan nyawamu!” Bersama anteknya, Jian Shuo mati seketika.

Detail Buku:
Judul         : Romance of the Three Kingdoms
Penulis      : Halim Ivan
Penerbit     : PT Elex Media Komputindo
ISBN         :
 978-602-02-5455-5
Tebal         :
-
Download      : Google Drive


Tidak ada komentar:

Posting Komentar