Novel Di Tanah Lada Full pdf

Novel Di Tanah Lada Full pdf

Sinopsis:
Hari Rabu tanggal 26 Juni 2013. Di berbagai belahan dunia, sekarang, berdasarkan perhitungan  cuaca, adalah musim panas. Kecuali di Australia. Tempat aneh itu tidak pernah setuju soal perhitungan cuaca. Mama yang memberitahuku. Katanya, kalau seluruh dunia sedang kedinginan, Australia akan kepanasan. Begitu pula sebaliknya. Bagian dalam rumahku seperti Australia. Di luar adalah seluruh dunia yang lain. Di luar panas. Menurut penyiar berita di televisi, suhu di luar di atas 33 derajat Celsius. Langitnya tampak biru seperti boneka penguin milikku. Mama yang membelikan boneka penguin itu. Aku sudah memiliki boneka penguin itu selama 6 tahun. Kata Mama, bicara hal yang tidak saling berhubungan itu disebut meracau. Katanya, anak-anak suka meracau. Seperti neneknenek dan kakek-kakek. Jadi, aku akan ulangi lagi: Bagian dalam rumahku seperti Australia. Di luar adalah seluruh dunia yang lain. Di luar panas. Menurut penyiar berita di televisi, suhu di luar di atas 33 derajat Celsius. Langitnya tampak biru seperti boneka penguin milikku. Tapi di dalam sini terasa dingin. Kata Mama, pada saat musim dingin, ada satu hari tertentu yang waktunya lebih panjang dari hari lainnya. Jadi, orang-orang akan merasa kedinginan dalam waktu yang lama sekali. Nah, di rumahku, rasanya seperti itu. Tapi alih-alih terjadi pada satu hari di musim dingin, ini terjadi setiap hari. Bukan karena AC, tapi karena rasanya memang dingin. Bagian dalam rumah selalu gelap. (Kata Kakek Kia, terang itu menandakan panas. Jadi, ini ada hubungannya. Aku tidak meracau.) Seperti ada hantu yang menggentayangi seluruh bagian rumahku. (Kata orang, hantu membuat ruangan jadi dingin.) Hanya saja, di dalam sini, hantunya hidup. Hidup, berbadan besar, dan sangat menakutkan. Nama hantunya Papa. Kurasa Mama tidak akan senang kalau aku bilang Papa mirip hantu. Tapi kurasa Mama tidak akan senang kalau aku bicara bohong. Jadi, kurasa lebih baik aku jujur. Menurutku, Papa mirip hantu. Papa mirip hantu karena aku takut hantu, dan aku tahu Mama takut hantu. Dan aku takut Papa. Dan aku tahu kalau Mama juga takut Papa. Tampang Papa memang seram. Dia mirip monster-monster atau raksasa yang ada di buku-buku cerita atau film kartun. Besar, gendut, dan berwajah marah. Wajahnya selalu tampak marah. Seolah- olah, setiap hari ada kecoa yang hinggap di atas makanannya. itu pernah terjadi sekali, dan Papa marah sekali. Dia membanting meja dan semua makanan di piring kami jadi berantakan. Jadinya, tidak ada yang makan pada malam itu. Sikap Papa juga seperti monster. Dia menggeram-geram, berteriak-teriak ke orang-orang hanya karena mereka memba- wa paha ayam alih-alih dada ayam, menggebrak-gebrak banyak barang, membanting piring favoritku, dan tidur seberesnya dia marah-marah. Dia juga sangat kuat. Kurasa semua monster kuat. Mungkin itu syarat terpenting untuk jadi monster. Mama tidak bisa jadi monster karena dia tidak kuat. Dia juga tidak suka marah-marah. Mama suka tersenyum, tapi senyumnya selalu tampak sedih. Kecuali kalau dia sedang berkebun. Tapi dia akan tampak sedih lagi karena Papa akan memanggilnya dari dalam dan menyuruhnya berhenti ’berbuat tolol’.

Detail Buku:
Judul         : Di Tanah Lada
Penulis      : Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Penerbit     : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN         :978–602–03–1896–7
Tebal         : -
Download      : Google Drive


Tidak ada komentar:

Posting Komentar