Harusnya makan malam kali ini berlangsung sangat romantis. Natsuki sudah mengatur semuanya dengan maksimal dan malam ini seharusnya ia melamar seorang gadis Jepang yang merupakan rekan kerjanya di kedutaan besar Jepang di London. Meskipun bukan seorang wanita yang Natsuki cintai, tapi Nana adalah wanita yang sempurna dan membuatnya sangat bergairah. Nana juga wanita yang sangat ideal untuk menjadi istri Natsuki karena wanita itu bukan tipe yang pencemburu. Ia mengetahui kebiasaan buruk Natsuki dan selalu memahaminya, berasal dari keluarga baik-baik dan pasti akan di sukai keluarganya. Tapi sekarang semuanya tinggal rencana karena saat ini Natsuki hanya bisa merasakan nyeri di pipi kananya karena Vanessa Gershon menamparnya tepat di depan Nana. Ini sudah yang kedua kali dalam kurun waktu setahun terkhir dan kali ini sangat mengesankan, mereka bahkan di potret beberapa orang wartawan. “Diplomat brengsek!” Cacinya. “Kapan kau akan berhenti melakukan hal ini kepada perempuan? Kau sudah menyengsarakan banyak wanita!” Natsuki mengerang. Lagi? Baru sekitar dua bulan yang lalu ia terbebas dari skandal dengan seorang perempuan yang merupakan putri seorang pengusaha besar dan juga artis kenamaan di London. Pada saat itu ia merasa akan segera berangkat kesurga setelah terbebas dari Vanessa Gershon. Wanita ini, Tidak bisa di pungkiri sangat menarik. Meskipun gayanya sedikit maskulin dan keras, Vanessa Gershon memiliki tubuh yang sangat menarik bagi laki-laki manapun yang memperhatikannya, apalagi yang hidung belang seperti Natsuki. Natsuki seringkali berfikir yang tidak-tidak setiap kali bertemu dengan pengacara muda itu, Tapi kekejaman kata-katanya membuat Natsuki melupakan semua minatnya. “Kali ini siapa? Aku akan menyelesaikanya!” Bentak Natsuki. “Kau tidak perlu melakukan hal seganas ini, Bukankah kau seorang pengacara?” Vanessa menggigit bibirnya geram. Sebagai seorang pengacara, akan lebih baik bila menyerang seseorang dengan kata-kata saja di pengadilan nanti. Tapi untuk Natsuki Tokeino, semuanya adalah pengecualian. Walau bagaimanapun Vanessa yakin kalau dirinya tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk menyerang. Jika tidak sekarang, pada akhirnya Vanessa hanya akan gigit jari karena kasus yang berkaitan dengan Diplomat muda itu tidak akan pernah sampai kepengadilan begitu saja. Semuanya akan selesai dengan damai dan wanita-wanita bodoh itu selalu bersedia memaafkanya entah dengan cara apa. Natsuki Tokeino selalu medapatkan apa yang dirinya mau. “Kau akan terima suratnya di apartemenmu!” Kata Vanessa akhirnya dan pergi meninggalkan Natsuki Tokeno dengan membawa kekesalannya. Natsuki masih mengelus pipinya beberapa kali sambil memandangi Vanessa Gershon dengan perasaan kesal. Tenaganya sangat luar biasa untuk seorang perempuan. Kalau saja Vanessa Gershon dan dirinya tidak bertemu dengan cara seperti ini, Natsuki yakin dirinya akan sangat menyukai gadis itu. Sebagai pengacara fresh graduate yang di kenal kejam, seharusnya juga semakin menabah sisi menarik dari Vanessa jika saja Vanessa tidak bermasalah denganya. “Kau tidak apa-apa?” Nana menyapanya. Natsuki mengusahakan senyumnya yang tebaik. Meskipun Nana adalah orang yang paling mengerti dengan keberadaanya dan segala tingkah lakunya, ia tidak ingin Nana merasa kalau dirinya sedang tidak baik-baik saja. Persahabatanya dengan wanita ini di mulai sejak ia di tugaskan di London lima tahun silam. Sebagai lulusan terbaik dengan cumlaude di Todai memberikan jalan bagi Natsuki untuk melanjutkan magister dimana saja yang pada akhirnya mengantarkanya pada jalan ini; menjadi diplomat muda yang tampan dan di cintai banyak wanita. Ini bukan salahnya kan? Tapi mungkin hanya Nana (dan Vanessa Gershon tentunya) yang terlihat tidak begitu tertarik pada keunggulanya. Tidak, Nana yang seperti itu, kadang-kadang
Detail Buku:
Judul : Venus
Penulis : Phoebe Maryand
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN :-
Tebal : -
ISBN :-
Tebal : -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar