From Paris To Eternity By: Clio Freya

From Paris To Eternity By: Clio Freya

Sinopsis :
FAY REGINA WIRANATA melirik arloji Swatch kesayangan yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Ia berada di pengujung tahun ketiganya di SMA, tepatnya sedang berusaha menyelesaikan tiga soal yang tersisa dari lembar soal ujian kimia yang merupakan mata pelajaran terakhir yang harus dilewati dari rangkaian ujian yang melelahkan. Dua menit lagi bel akan berbunyi, tanda lembar jawabannya harus dikumpulkan sekaligus juga tanda berakhirnya
tahun ajaran yang menyesakkan ini. Selama setahun terakhir, hidupnya hanya berkisar pada les-les tambahan dengan berbagai bentuk. Semuanya demi sebuah angka yang tercetak di selembar kertas dan gengsi dari perguruan tinggi papan atas yang dipercaya punya pengaruh pada kesuksesan hidup seseorang. Fay menghela napas dan menyandarkan tubuh ke kursi sambil memperbaiki kucir yang menjaga supaya rambut sebahunya yang ikal tidak mengganggu konsentrasinya. Percuma! Fay melirik tiga soal cerita yang dibaca saja belum sambil mengucapkan selamat berpisah. Ingin rasanya ia bangkit dari kursi sekarang juga dan menyerahkan lembar jawaban itu kepada Bu Lusi, guru kimianya yang kebetulan menjaga kelas, tapi ingatan akan ucapan-ucapan pedas yang selalu dilontarkan guru itu kepada siswa-siswi nonfavorit mengurungkan niatnya dalam sekejap. Fay membayangkan apa yang akan menjadi sasaran Bu Lusi kalau ia nekat maju ke depan kelas. Tidak ada ciri-ciri fisik yang terlalu menonjol pada dirinya—beratnya sedikit di atas rata-rata, 56 kg dengan tinggi 160 cm, tapi rasanya masih kurang untuk menjadi target celaan pedas. Mungkin Bu Lusi akan menghantam
warna kulitnya yang sawo matang, ”Kenapa kamu cepat-cepat keluar? Mau menggosok kulit kamu supaya lebih terang?” Fay bergidik dengan khayalannya sendiri. Suara bel memecah kesunyian. Sontak kelas menjadi riuh rendah penuh suara gerutuan dari segala arah. Para siswa secara serabutan mempercepat gerak tangan untuk menulis di lembar jawaban. Bu Lusi menggedor papan tulis dan tangan-tangan yang menulis segera meletakkan pensil dan bolpoin, diiringi gerutuan yang terdengar makin keras. Satu per satu siswa maju dan meletakkan lembar jawaban di meja. Fay sempat melirik Bu Lusi saat meletakkan lembar jawaban. Di wajah Bu Lusi terpancar ekspresi puas, seakan-akan menyengsarakan siswa adalah suatu pencapaian luar biasa dalam hidupnya. Fay bergegas meninggalkan kelas. Begitu tiba di selasar, ia langsung celingukan mencari para sahabatnya. ”Fay, bisa jawab semua?” teriakan Lisa langsung menyambut. ”Ya nggak laaah...,” jawab Fay sambil tersenyum lebar. Lisa melirik Bu Lusi yang keluar dari kelas sambil memegang lembar jawaban, kemudian sambil memelankan suara berkata, ”Idih, si bulu halus (kepanjangan dari ”Bu Lus”) itu kok ada di kelas lo? Ih, jijik bin jijay. Gue bisa diare deh kalau kebagian dijaga dia.” menghalangi keinginannya untuk mendekati Cici. Sepertinya cewek ini tidak pernah mengerti bahwa ada kecocokan lain yang mungkin bisa dijadikan pertimbangan dalam berteman selain jumlah uang yang ada di rekening orangtua. Cici menjawab santai, ”Gue ada rencana pergi, tapi kayaknya sih masih lama. Mungkin Fay mau pergi.” Cici menoleh ke arah Fay. ”Fay, lo ke Paris lagi nggak liburan ini?” Sebelum Fay sempat menjawab, Tiara langsung memotong, ”Ya udah deh, Ci. Kalau lo berubah pikiran, kabari gue, ya! Mayaaaaang...!” Tiara pun berbalik dan berlalu sambil berteriak memanggil salah satu anggota geng borju lain yang sudah seperti dayangnya.

Detail Buku:
Judul         : FROM PARIS TO ETERNITY
Penulis      : Clio Freya
Penerbit     : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN         :978 - 602 - 03 - 0878 - 4
Tebal         : 360 hlm
Download : Google Drive


Tidak ada komentar:

Posting Komentar